Penyebab dan Cara Mengatasi Sibling Rivalry

 Klausa, anak cantik berusia 4 tahun yang sedang aktif-aktifnya dan cepat bosan jika di rumah saja seringkali mengeluhkan adiknya yang baru berusia 1,5 tahun.

“Ihh, kenapa sih harus nenen. Nenen itu lama.”

“Harusnya bayinya dibuang aja.”

“Bayiiii… teteh tuh ga mau deket-deket kamu. Kamu tuh bau.”

Dan masih banyak lagi keluhan terhadap adiknya. Sebagai ibu, jujur sedih melihat adik yang sering mendapat penolakan dari tetehnya, namun tak jarang juga kasian karena teteh harus mengalah dan menunggu saat adiknya sedang “butuh” perhatian ibunya.

Pernah saat adiknya bobok siang, teteh berkata,” harusnya bayinya itu diganti bayi cantik aja.”

Kami, orangtuanya tahu itu hanya ungkapan kesal, jadi respons ayahnya,” iya, nanti diganti sama bayi cantik. Tuh ada temen ayah yang mau datang.”

Tetiba Klausa panik, dia berkata bahwa itu hanya bohongan. Tapi ayahnya terus menggoda sampai teteh kesal dan meminta dukunganku.

Hal semacam ini ternyata wajar dan normal terjadi, mengingat usia antara teteh dan adik hanya terpaut 2,5 tahun. Perhatian penuh yang diterima teteh selama 2,5 tahun harus terbagi dengan hadirnya bayi kecil, sehingga menimbulkan kecemburuan yang sering disebut Sibling Rivalry.

Apa itu Sibling Rivalry

Sibling rivalry adalah persaingan kakak adik yang disebabkan oleh rasa cemburu akibat salah satu mendapatkan perhatian lebih. Meski kondisi ini normal terjadi namun orangtua wajib waspada dan memahami cara mengatasinya agar persaingan ini tidak berlanjut sampai dewasa sehingga bisa memperburuk hubungan antar saudara kandung ke depannya.

Penyebab Sibling Rivalry

1. Rasa cemburu melihat orangtua membagi kasih sayang kedapa adik atau kakak.
Anak belum memahami makna dari memiliki saudara kandung, sehingga orangtua harus mengenalkan konsep kakak beradik agar dapat membagi kasih sayang secara adil. Selain itu melihat orangtua membagi kasih sayang, anak merasa tersaingi dan terabaikan. 

2. Mendengar atau menyaksikan orangtua bertengkar.
Pertengkaran antara orangtua bisa membuat anak stress dan frustasi, sehingga cenderung melampiaskan rasa kesalnya kepada orang terdekat, seperti adik atau kakak.

3. Perilaku orangtua yang dilakukan secara tidak sengaja namun memperparah persaingan antara adik kakak, seperti:
 - memberikan pujian hanya kepada adik atau kakak saja
 - membandingkan pencapaian setiap anak
 - mengajarkan anak berkompetisi satu sama lain
 - hanya memperhatikan kebutuhan dan minat salah satu anak saja

Cara Mengatasi Sibling Rivalry

Setelah mengetahui penyebab dan dampak negatifnya, inilah cara mengatasi sibling rivalry :

1. Tetap Tenang
Cara kita menyelesaikan masalah akan dilihat dan ditiru oleh anak, maka tunjukkan sikap tenang agar kelak anak melakukan hal yang sama ketika berada dalam konflik.

2. Ciptakan lingkungan yang kooperatif
Hindari memihak salah satu anak ketika mereka sedang bertengkar atau bahkan membandingkannya. Cari tahu dulu penyebab konflik kemudian selesaikan masalah dengan adil.
Contoh : kakak dan adik berebut mainan, maka cari tahu siapa dulu yang memegangnya (misal : kakak), beri pengertian pada adik bahwa merebut mainan itu tidak baik. Lalu katakan pada kakak bahwa jika sudah selesai memainkannya maka pinjamkan pada adik.

3. Perlakukan anak dengan adil
Adil bukan berarti sama, berikan hal yang sesuai dengan minat dan usia anak. Jika kakak dihukum karena melakukan kesalahan maka hal yang sama juga harus diterima adik, jangan karena adik masih kecil maka ia bebas dari hukuman saat melakukan kesalahan.

4. Ajarkan rasa empati
Mengajarkan empati dapat membantu anak belajar untuk mengerti perasaan saudaranya.
Misalkan, “ Adik jangan dibentak ya Kak, nanti hatinya sakit dan menangis. Kakak juga gitu ya kalau ada yang bentak.”

5. Buat batasan
Buat aturan tentang perilaku mana yang tidak boleh dilakukan serta hukuman jika hal tersebut dilanggar, pastikan hukuman yang dibuat netral dan adil. Hal ini bisa mencegah konflik berulang.

Meski kita sudah mengetahui cara mengatasi Sibling Rivalry tetap saja pertengkaran antara saudara sulit untuk dihindari, sebagai orangtua jangan lelah untuk terus menerapkan cara agar kakak siap menerima adiknya. Jika kondisi ini terus berulng bahkan sampai terjadi kekerasan fisik atau verbal, sebaiknya konsultasikan kepada psikolog untuk mencari solusi yang tepat.

Hal ini sangat penting, sebab sibling rivalry yang terjadi pada masa anak-anak dan tidak diatasi dapat memengaruhi emosional dan ikatan batin kakak adik, bahkan perselisihan ini bisa tumbuh menjadi dendam dan terbawa hingga dewasa.

Syemangat terus belajar dan mencari tahu, jika bukan kita sebagai orangtuanya yang peduli, mau siapa lagi?

Walau masih sering bertengkar, Klausa dan adiknya lebih banyak lagi menghabiskan waktu bersama. Ibuk dan ayahnya belajar, teteh dan adik juga belajar, kita berproses bersama.







Referensi : https://www.alodokter.com/sibling-rivalry-ketahui-penyebab-dan-cara-mengatasinya

Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.
Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar