Tanda Anak Siap Sekolah

Posting Komentar

 Anak pertamaku, panggil saja Klausa. Kegiatan kami sehari-hari adalah berjalan pagi mencari sarapan, agak siang berjalan lagi mencari jajan, siang berjalan lagi mencari sayur, sore berjalan lagi mengelilingi desa atau berlarian di alun-alun. Menuliskannya saja sudah membuat aku capek.

Yup, tak lama setelah di sapih, Klausa sudah sangat jarang tidur siang, tidak rewel di siang hari dan memang jam 7 malam sudah pulas sampai jam 6 pagi esok hari. Jam tidur aman, tumbuh kembangnya juga aman.

Tapiiii....

Di pagi yang cerah, Klausa menangis menolak pulang ke rumah.

"Teteh tuh bosan di rumah, bosan di nenek, bosan jajan."

"Terus teteh maunya apa?", Tanyaku.

Bukannya menjawab tapi Klausa malah lanjut menangis. Aku pangku dia, membiarkan air mata keluar agar lega hatinya, tak lama Klausa mengajak jajan ke toko yang lumayan jauh. Yupp, senyum terlukis kembali di wajahnya dan aku ngos-ngosan jalan di bawah terik matahari.

Beberapa waktu berselang, Klausa mulai lagi mengeluh bosan. Dia berdiri lama di depan TK dan menolak untuk pulang ataupun diajak jajan.

Tadaaa... Akhirnya Klausa masuk TK. Iyaa, sekolah di TK. Pakai tas dan sepatu, bawa bekal, belajar di dalam kelas tanpa ditunggui orangtua.

Hari pertama berjalan lancar, bahkan ibu guru menyanjung Klausa yang berani dan sudah pandai memegang pensil warna.

Ahh, benarkah anak kecil yang belum genap 4 tahun ini sudah siap sekolah? Atau hanya pelarian sementara dari kebosanan rutinitasnya yang monoton? 

Akhirnya aku mencari tahu dan inilah ringkasan yang aku rangkum dari halodoc.com

Tanda Anak Siap Sekolah

Ternyata setelah membaca beberapa artikel memang Klausa sudab menunjukkan tanda anak yang siap sekolah, apa aja sih? Ini dia :

1. Kemandirian

 Kemandirian yang dimaksud adalah tidak menangis saat jauh dari orangtua, bisa makan dan minum sendiri atau bermain sendiri.

Hari pertama sekolah, ibu guru memintaku pulang. Awalnya deg-degan, takut banget Klausa nangis tapi ya mari kita coba, toh dekat dengan rumah kalau ada apa-apa maka bisa langsung diantar pulang.

Hebatnya ternyata Klausa menikmati harinya, dia bercerita bahwa bisa mewarnai kaktus, sangat senang ketika ibu guru memfotonya, bermain kejar-kejaran bersama teman baru dan akhirnya pulang di antar teman-temannya.

Hari pertama Klausa masuk TK

Wuaaah.. tanda pertama ceklis.

2. Bisa Memahami Instruksi dan Diajarkan Kedisiplinan

Anak harus sudah bisa memahami instruksi yang diberikan orang lain agar kegiatan belajar berlangsung dengan baik. Kedisiplinan juga harus dipatuhi seperti jam masuk sekolah, seragam yang dipakai, meletakkan sepatu di rak sepatu, membuang sampah pada tempatnya, dan lain-lain.

Dengan menyelesaikan tugas mewarnai kaktus, sepertinya Klausa sudah paham instruksi.

Tentang kedisiplinan, dia yang paling rajin mengingatkan ibuk untuk segera mandi pagi.

Yuhuu, dua poin siap sekolah ceklis.

3. Berbicara dengan Jelas dan Berani Menyampaikan Keinginan

Anak harus mampu mengutarakan keinginannya dan lancar berkomunikasi dua arah. Jika kemampuan komunikasinya baik maka anak tidak akan kebingungan saat menerima materi pelajaran.

Meski masih malu-malu, Klausa bisa berkomunikasi dua arah. Seiring berjalannya waktu aku yakin dia akan berbicara banyak seperti saat di rumah.

Poin 3, bisalah ceklis.

4. Bersosialisasi

Jika anak sudah bisa bersosialisasi maka ia akan nyaman berada di antara teman-temannya sehingga membuatnya betah dan semangat berada di sekolah.

Waaah, ini sih poin paling pertama di ceklis. Klausa senang sekali bermain bersama teman baru apalagi sebaya. Oh ya, bahkan dia tak sabar untuk esok hari agar segera bisa sekolah lagi.

5. Memiliki Kemampuan Motorik yang Terasah

Kemampuan motorik yang harus dimiliki anak adalah bisa memegang pensil yang benar, menulis namanya sendiri, menggambar, mengikat tali sepatu sendiri, memakai baju sendiri dan menggunakan gunting.

Belum semua sih, namun kata Bu guru, Klausa sudah cukup mahir memegang pensil warna dan gunting, itu dulu cukup. 

Yesss, lima poin sudah ceklis semua. Artinya Klausa memang sudah siap sekolah.

Sekali lagi, ini keinginan Klausa bahkan kami orangtuanya saja kaget kok mendadak TK, hahaha.

Sejatinya, anak yang kita anggap kecil itu adalah guru juga, mengajarkan banyak hal yang baru, sebagai orangtua kita tak boleh berhenti belajar. Ada banyak hal yang belum kita ketahui dan terus belajar adalah cara bertanggung jawab untuk mengoptimalkan potensi anak sebagai amanah dari Allah Ta'ala.

Semangat belajar untuk kita para orangtua.

Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

Posting Komentar