Mimpi katanya sih ga usah dibawa serius. Namanya aja bunga tidur, ya cuma untuk mewarnai tidur kita aja lah. Katanya juga kalau kita mimpi buruk itu karena ga baca doa sebelum tidur. Ada juga yang bilang kalau kita bermimpi justru tidur kita tidak berkualitas. Entah, banyak teori malah bikin pusing, hhee.
Tapi ada satu hal yang aku yakini, bahwa mimpi bisa jadi adalah pikiran alam bawah sadar kita. Dan itulah yang sebenarnya aku alami dan dengan sadar mengakuinya.
Aku memiliki masa lalu yang belum tuntas, memang harusnya sudah tutup saja karena kini masing-masing dari kami sudah menjalani kehidupan yang baru. Terkadang ada keinginan hati yang mengutuk diri, kenapa coba dulu ga dengerin penjelasan dia, kan sekarang malah jadi penasaran. Tanggung sendiri akibatnya kan, empat tahun loh ini empat tahun…
Bukan… bukan tidak bersyukur akan hari ini tapi… penasaran Ya Allah. Astaghfirullah. Padahal dalam hati jika dulu mendengarkan penjelasan dia pun tak akan banyak berubah (mungkin) sebab hanya dalam hitungan bulan kami pun akan berbeda tujuan.
Dalam mimpiku, kami kembali ke masa putih abu-abu, duduk berdekatan, satu kelompok saat tugas sekolah, bahkan apa pun yang terjadi di kelas dia memilihku agar selalu di sampingnya.
Aku yakin pasti… walau terpejam ada senyum saat mimpi ini melintas.
Tak banyak yang terjadi di mimpi, sama seperti di dunia nyata. Bahkan dengan cepat momen itu berlalu, entah apa pun hal bahagia yang terjadi akhirnya selalu sama, dia menghilang dan tak meninggalkanku tanpa sepatah kata.
Mimpi ini berulang, berkali-kali. Bahkan saat terbangun aku akan tersenyum dan mengingat bagian bahagianya saja.
Seiring berjalannya waktu aku tidak lagi mendapatkan mimpi itu. Iyaa.. mau bagaimanapun manisnya mimpi itu, akhirnya bukan dia yang akan bersamaku.
Sepertinya jalan terbaik memang mengiklaskan masa lalu, sebab masa sekarang yang patut diperjuangkan untuk masa depan.
Bisa… bisa… sungguh aku akan berusaha.
Posting Komentar
Posting Komentar