Stasiun Kereta Punya Cerita

Suasana masih gelap, menjelang subuh aku diantar suami menuju stasiun kecil terdekat dari rumah. Iyaa.. ini adalah waktu kereta lokal datang yang akan mengantarkanku menuju kota Bandung.

Satu kali dalam seminggu aku melakukan perjalanan ini, berangkat subuh pulang ashar, sesuai jadwal kereta lokal yang berhenti di stasiun terdekat dari rumah. Walau mata masih mengantuk, suami tak pernah mengeluh mengantarkan istrinya ke stasiun menerjang gelap.

Memasuki area stasiun kecil itu, hatiku bergejolak, dua garis bibir terangkat, senyum yang mengambarkan lebih dari sekadar kara-kata. Inikah perjalanan yang aku impikan itu? Seperti inikah rasanya melakukan perjalanan dengan kereta?

Sederhana? Memang sangatlah sederhana. Kawan, coba luangkan waktu sejank untuk mendengar kisahku.

Aku adalah satu-satunya anak dari lima bersaudara yang tidak pernah merantau. Kedua kakakku bekerja dan kuliah di ibukota, bahkan kedua adikku juga pernah merantau ke kota.

Sedangkan aku tidak pernah diijinkan untuk merantau. Kenapa? Entah. Ketika sudah di ibukota pun dijemput untuk ikut pulang.

Sungguh rasanya ingin melakukan perjalanan seorang diri menggunakan transportasi umum. Menghabiskan waktu di perjalanan dengan merenung dan menikmati pemandangan.

Akhirnya, Allah Ta’ala menjawab keinginanku. Aku hijrah mengikuti suami ke provinsi lain. Sembari mengisi waktu luang karena tidak bekerja aku suka pergi ke kota untuk mengikuti kegiatan. Dan yaa… sungguh Allah sebaik-baik perencana. Transportasi umum itu disediakan agar mudah untukku akses. 

Hampir setahun aku malakukan perjalanan seorang diri. Mewujudkan keinginan yang lama terpendam. Bahkan hampir 1 jam perjalanan itu tak sedetikpun aku memejamkan mata. Sungguh, ini mimpi yang menjadi nyata.

Stasiun kereta selalu punya cerita. Aku menikmati berjalan bersama ratusan orang dengan kepentingannya masing-masing, memasang telinga untuk setiap pengumuman di staisun bahkan peluit yang kondektur tiupkan. Aku mengagumi tatanan stasiun yang penuh dengan bangku panjang, tempat sampah besar di setiap sudut, bahkan aroma karbol di toilet stasiun.

Stasiun menjadi tempatku melepas bosan. Mengantarkan diri mengumpulkan cerita dari sisi lain kota.

Bahkan… stasiun menjadi tempat yang selalu aku rindukan saat rindu kampung halaman.
Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

Posting Komentar