Ditolak? Duh siapa nih yang sering mendapatkan penolakan? Sini-sini kita kumpul dan saling menguatkan.
Setiap orang pasti pernah merasakan penolakan, apa pun bentuknya. Begitu juga aku yang gagal masuk ke perusahaan impian, atau yang paling sering sih ga diundang ke sebuah acara gathering blogger, padahal pic nya temen sendiri ya masak sih ga bisa diusahakan. Sedih, kecewa, dan ga terima. Tapi ya mau gimana lagi, kan ga semua harus sesuai dengan kehendak kita.
Menurut penelitian, ketika seseorang ditolak bagian otak yang aktif sama ketika kita mengalami sakit fisik, rasa sakit ini salah satu mekanisme untuk bertahan hidup. Saat penolakan awal terjadi, rasa sakit ini mendorong otak manusia untuk merubah perilaku agar dikemudian hari mengurangi resiko penolakan lagi.
Yang perlu digarisbawahi yaitu Penolakan adalah Bagian Dari Hidup dan ini merupakan proses normal.
Reaksi Terhadap Penolakan
Tidak ada yang bisa menjamin bahwa kita tidak akan menerima penolakan lagi, oleh sebab itu yang bisa kita lakukan adalah mengendalikan bagaimana kita bereaksi terhadap penolakan.
1. Akui Rasa Sakitnya
Proses rasa sakit ini sesuai dengan cara yang paling pas menurut kita, boleh menangis atau meluapkannya dalam tulisan, bercerita dengan keluarga atau teman dekat, healing biar ga pening bisa juga dengan pijat relaksasi.
2. Jangan Menyalahkan Diri secara Berlebihan
Berhenti merasa bahwa memang karena diri kita lah penolakan itu terjadi, padahal ada beberapa faktor diluar kendali kita sehingga tidak perlu menyalahkan diri secara berlebihan.
3. Ubah Pola Pikir
Mengalami penolakan bukan brarti kita menjadi orang yang gagal, kita hanya perlu melihat penolakan sebagai batu loncatan untuk terus mengasah kemampuan dan ketrampilan menjadi lebih baik dan lebih siap menyambut kesempatan berikutnya.
Iya… kecewa pasti akan hadir setelah mengalami penolakan, tak perlu disangkal. Tapi… inilah hidup. Berapa pun banyaknya penolakan yang kita terima, yakinlah bahwa hidup akan berjalan dengan baik-baik saja.
Semangat untuk kita yang sedang mengokohkan bahu, melapangkan dada dalam menerima penolakan-penolakan dalam hidup.
Sumber : greatmind (yt)
Posting Komentar
Posting Komentar