Memiliki tanggung jawab rumah beserta isinya menjadi hal baru bagiku, inginnya rumah selalu rapi dan hanya barang-barang terpakai saja yang tersedia. Inilah awal aku berkenalan dengan decluttering. Namun, karena masih awam justru yang aku lakukan salah hingga merugi.
Saat itu aku memiliki anak yang sudah berusia hampir 2 tahun, tentu dia sudah bisa diajak kerjasama sehingga banyak waktu untuk membuat rumah selalu rapi. Karena rumah kami minimalis maka aku usahakan untuk memiliki barang yang benar-benar terpakai saja. Dan proses decluttering pun dimulai dari sini.
Memilah dan memilih baju menjadi pekerjaan awal, ternyata memang ada banyak sekali pakaian kami yang lama tidak dipakai dan sepertinya tidak akan dipakai lagi untuk kedepannya, sudah tidak mengikuti tren, hhee.
Selanjutnya pakaian anak kami, dari bedong bayi hingga pakaian lucu warna-warni yang sudah tidak muat lagi. Semua dikeluarkan dari lemari kecil dan aku masukkan ke dalam plastik besar. Waaahhh, sekarang lemari kecil itu legaaaa sekali, tersisa beberapa baju yang memang pantas dan muat untuk dipakai si kecil.
Awalnya pakaian si kecil akan kami berikan kepada saudara yang membutuhkan, karena dia memang baru saja melahirkan. Namun entah kenapa tidak jadi diambil dan kami menghargai itu, mungkin karena anak pertama jadi orangtuanya ingin memberikan semua barang baru untuk anak yang lama dinantikan.
Akhirnya barang-barang si kecil kamu salurkan kepada korban gempa Cianjur di penghujung tahun 2022. Legaaa, sudah tak ada lagi bungkusan plastik hitam besar yang menjejali lemari. Pemandangan terasa lebih bersih dan menentramkan.
Jeng… jeng… hanya hitungan minggu setelah menyerahkan barang-barang si kecil, aku menyadari bahwa sudah terlambat haid selama dua minggu. Ketika di test dan ya hasilnya positif.
Waaah… rasanyaaaa… kayak bisa ga ya barang-barang yang kemarin ditarik lagi. Aduuuh… gimana ini.
Memang rencana aku dan suami akan memiliki anak kedua setelah anak sulung kami masuk sekolah, tapi jika Allah sudah berkendak siapa bisa menolak?
Terus sempet mikir, kenapa aku buru-buru banget beresin barang si kecil ya? Padahal ibu mertua aja masih nyimpen kain pernel suami sampai sekarang, dan kain pernel itu juga akhirnya yang aku berikan. Huhuuu… duh, kok ngerasa gegabah banget sih jadi orang.
Jadi sebenarnya gimana sih decluttering itu? Asal ngebuang barang atau gimana sih konsepnya?
Memahami Konsep Decluttering dengan Benar
Tips Decluttering bagi Pemula
4. Beri Waktu dan Bersabar
Proses decluttering nyatanya tidak ringan, mulailah dengan langkah kecil dan tidak perlu terburu-buru.
Ooohhh… ternyata baru paham setelah cari tahu tips decluttering bagi pemula dari Kak Anis Najmunnisa (yt). Brarti memang aku yang salah, hohooo. Ya beginilah kalau sok tahu, beraksi tanpa cari tahu dulu konsep yang sebenarnya.
Tak apa, kesalahan ini menjadi pembelajaran berharga yang justru menjadi pengingat bahwa ke depan segalanya tak boleh asal harus telik dan teliti.
Jadi guys… sudah siap bebaskan ruang fisik dan menyegarkan pikiranmu? Yuk coba decluttering sekarang.
Semangat beberes rumaaah.
Posting Komentar
Posting Komentar