Besok ujian bahasa arab.
Gleg. Pemberitahuan dari temen menghentikan kinerja otakku sebentar, blank. Waduh, gimana ini.
Ya iyalah jelas aku kalang kabut. Bayangin aja, penggunaan kata "Antum" aja aku masih bingung, hla kok ini disuruh ujian. Panas dingin, meriang, kalau ijin ga masuk mah bukan solusi. Ujian susulannya malah semakin horor karena ga ada temen yang bisa dicontek, eh.
Inget banget waktu ustadzah bilang, "Kenapa ga ada yang tanya? Gimana ustadzah bisa tahu kalian paham atau engga kalau diem semua?"
Duh, itu suasana mencekam banget. Semua kepala menunduk, ga ada yang berani bergerak, kesemutan deh, mana intonasi ustadzah agak meninggi. Keliatan banget beliau kecewa karena kita ga ada yang berhasil mengerjakan kuis dadakan. Sejak itu aku entah dengan yang lain, bertekad untuk segera bertanya sebelum kami menghabiskan waktu sia-sia menanti keajaiban yang mustahil datang karena tak paham materi.
Oh iya, kembali lagi tentang penggunaan kata "Antum". Dalam bahasa arab terdapat kata ganti yang disebut dengan dhamir, ialah sebagai berikut :
هُوَ
(Dia [laki-laki]): untuk orang ketiga (yang dibicarakan), tunggal (mufrad), mudzakkar.
هُمَا
(Mereka berdua [laki-laki/perempuan]): untuk orang ketiga, ganda (mutsanna), baik mudzakkar maupun muannats.
هُمْ
(Mereka [banyak laki-laki]): untuk orang ketiga, jamak, mudzakkar.
هِيَ
(Dia [perempuan]): untuk orang ketiga, mufrad, muannats.
هُنَّ
(Mereka [banyak perempuan]): untuk orang ketiga, jamak, muannats.
أَنْتَ
(Kamu [laki-laki]): untuk orang kedua (lawan bicara), mufrad, mudzakkar.
أَنْتُمَا
(Kalian berdua [laki-laki/perempuan]): untuk orang kedua, mutsanna, baik mudzakkar maupun muannats.
أَنْتُمْ
(Kalian [banyak laki-laki]): untuk orang kedua, jamak, mudzakkar.
أَنْتِ
(Kamu [perempuan]): untuk orang kedua, mufrad, muannats.
أَنْتُنَّ
(Kalian [banyak perempuan]): untuk orang kedua, jamak, muannats.
أَنَا
(Saya [laki-laki/perempuan]): untuk orang pertama (si pembicara) mufrad, baik mudzakkar maupun muannats.
نَحْنُ
(Kami [laki-laki/perempuan]): untuk orang pertama, jamak, baik mudzakkar maupun muannats; digunakan juga untuk orang pertama tunggal (mufrad) yang mengagungkan dirinya.
Nah, sudah jelas kan? Tapi sering loh aku denger bahkan dipanggil "Antum" sama ustadzah. Bukannya "Antum" sebagai kata ganti dari (Kalian [banyak laki-laki]): untuk orang kedua, jamak, mudzakkar ya?
Inilah kesalahan yang saya akui, tidak langsung menanyakannya malah pusing sendiri, kapok deh, ga boleh lagi menerima begitu saja. Ga tahu ya tanya, malu? Ya elah. Malu mana sama ga tahu dan hanya menduga-duga? Bukan begitu adab penuntut ilmu kan? Bukankah penuntut ilmu harusnya haus akan keingintahuan yang dapat memperluas wawasannya?
Sekian lama diam akhirnya ustadzah menjelaskan apa yang malu aku tanyakan.
Antum adalah panggilan penghormatan kepada orang yang diajak berbicara, meskipun yang diajak bicara cuma satu orang.
Dalam budaya arab, laki-laki dianggap lebih tinggi dari perempuan, itulah kenapa kata "Antum" bisa digunakan sebagai kata ganti kepada perempuan, pun jika terdapat banyak orang yang di dalamnya terdapat perempuan dan laki-laki maka kata ganti yang digunakan adalah kata ganti laki-laki.
Oooo begitu ternyata. Jadi senyum-senyum sendiri, bagaimana beliau begitu menghargai meskipun kepada anak didiknya.
Penggunaan kata "Antum" hanya boleh digunakan dalam bahasa komunikasi yang dimaksudkan untuk penghormatan. Jika dalam bahasa tulis tidak boleh, harus sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan.
Begitu, paham tak?
Fiuh, satu kata loh. Cuma satu kata aja pusingnya, hhaa. Yuk ahh semangat belajar, jangan lupa tanya kalau ga tahu, buang tuh gengsi.
Paragraf terakhir ditujukan kepada penulis semata .
-----------
Penjelasan dhamir diambil dari :
http://qonitah.com/kata-kata-ganti-الضَّمَائِرُ/
Guru bahasa arabku dulu juga disiplin banget, ampe lupa bawa buku paket, langsung suruh berdiri di depan pintu kelas sampe pelajaran selesai ��
BalasHapusAku jadi pusing deh
BalasHapusOya ya paham dikit😂
BalasHapusAntum itu berarti padanannya seperti kata "anda" gitukah kak Ci?
BalasHapusiya seperti itu mungkin ya mba dym :D
HapusTercerahkan
BalasHapusNostalgia 😂
BalasHapusohhh baru tau saya, makasih infonya :)
BalasHapusternyata banyak artinya saya baru tau terima kasih
BalasHapusTercerah dengan ada nya artikel pembahasan ini...
BalasHapusbagus nih infonya biar tambah ilmu..
BalasHapusalhamdullilah tercerahkan dan lambah ilmu agamaku..thank
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusalhamdulilah bermanfaat semoga berkah.
BalasHapusilmu akhirat ini dan saya baru tahu thanks
BalasHapusilmu agaman yang bagus kalau kita dalamin
BalasHapusAlhamdulilah berguna, terima kasih telah sharing info nya .
BalasHapusSalah kaprah penggunaan kata "antum" di Indonesia.
BalasHapusCoba bicara sama orang Arab face to face, menggunakan kata "antum" pasti diskak.
Kata orang Arabnya ke oprang Indonesia
Hey.. saya sendirian, bukn banyak, laa yajuuz antum. waahid bas... anta/inta/ente maa fii antum...
Dulu pernah bingung kenapa kok tidak pakai anta saja..ternyata ini alasanya
BalasHapusJazakillah khoiron katsiiron atas ilmunya Ukht.
BalasHapusSaya beberapa hari belakangan sedang bingung tentang penggalan surat Al-Baqarah 221 sebagai berikut:
وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِيْنَ حَتّٰى يُؤْمِنُوْا ۗ وَلَعَبْدٌ مُّؤْمِنٌ خَيْرٌ مِّنْ مُّشْرِكٍ وَّلَوْ اَعْجَبَكُمْ
"Janganlah kalian (wahai perempuan mukmin) menikahi laki-laki musyrik sampai mereka beriman. Hamba sahaya laki-laki yang beriman itu lebih baik dari laki-laki musyrik meskipun mereka menarik hatimu."
Nah, bagian akhir berbunyi:
اَعْجَبَكُمْ
Yaitu, "menarik hatimu."
Kata ganti "Mu" di atas tentunya merujuk kepada perempuan mukmin. Namun mengapa yang dhomir dipakai adalah "kum", bukan "Kunna"?
Dan alhamdulillah jawabannya sudah disampaikan melalui artikel di atas.