Terakhir aku melihatnya melingkarkan cincin di jari manis seorang wanita, wajah keduanya merona, kilatan kegembiraan terpancar jelas, aura bahagia membumbung ke angkasa, lengkap sudah.
Tak ada respons apa pun, aku menahan diri dari sekadar mengucapkan turut bersuka cita. Kenapa? Karena aku wanita, merasakan sesuatu yang tak perlu semua tahu.
Kami berteman di sosial media, wajar jika sedikit tahu kisah cinta dia ditambah informasi dari teman kerjanya. Aku tak meminta, tapi temannya yang entah sengaja atau tidak sering bercerita dan yup, aku tak pernah berminat untuk mendengarkannya. Kenapa? Karena aku wanita, merasakan sesuatu yang tak perlu semua tahu.
Sudah lama tidak terjalin komunikasi di antara kami nomernya sudah hilang bersama rusaknya gawaiku, tapi entah bagaimana dengan dia. Tak sekalipum aku mencoba mencari tahu. Pertemuan terakhir kami harus ditutup dengan segala prasangka yang aku tak pernah mau untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Ahh lelaki, bagaimana bisa kau sesuka hati menjatuhkan vonis?
Siang itu di dalam ruangan kubus, sendirian, hampir saja aku terjatuh dari kursi. Ada pemberitahuan bahwa dia mengirim sesuatu. Selarik kata dan dua buah gambar. Tak butuh waktu lama untuk mengingat di mana gambar itu diambil.
Kecewa? Iya.
Hey, sebentar lagi kau berucap janji suci. Jangan main-main dengan hati.
Aku wanita, merasakan sesuatu yang tak perlu semua tahu.
Posting Komentar
Posting Komentar