Waktu berlalu hingga ada sesuatu yang menggelisahkan. Perlahan semakin kuat rasa tak ingin berpisah darimu, aku ingin memilikimu seutuhnya, tak boleh ada orang lain yang menjamahmu, merasakan kehangatan yang sama darimu. Tidak boleh ada. Kau berjanji mengabulkannya, aku serasa terbang di atas nirwana.
Namun malam ini, kakiku melangkah menuju semak belukar sebagai gerbang pembuka hutan belantara. Telapak kakiku merasakan goresan duri-duri liar, membuat luka menganga dan mengeluarkan cairan kental merah. Aku meringis, namun tak menghentikan langkah kakiku. Jika ada kau pasti ini bukan masalah sebab kau akan lakukan apapun untuk melindungiku dari segala yang berbahaya.
Jauh di tengah hutan aku menemukan telaga yang jernih airnya, hingga terlihat jelas apa-apa yang berada di dalamnya. Tak ada rasa perih saat air ini mnyentuh kakiku yang terluka, bahkan luka-luka itu menutup sempurna.
Kini, jika aku kembali maka kakiku akan terluka oleh duri di sepanjang jalan. Tidak, aku akan di sini bahkan jika harus meninggalkanmu. Ada keyakinan bahwa kau akan menyusulku ke sini, itu harapanku. Maukah kamu?
Posting Komentar
Posting Komentar