Menjelang siang akhirnya aku beranjak dari tempat duduk untuk menggerakkan otot, tak lama kembali lagi dan... tengggg..... merinding bulu kudukku kemudian seekor lebah menjauh dari tubuhku. Sejak kapan ada lebah di ruang kerjaku?
Teman satu meja menyadari perubahan ekspresi wajahku yang meringis tanpa bersuara.
"Eh, disengat lebah?"
Aku mengangguk sembari mengusap bagian yang menjadi sasaran empuk di suntik mahkluk terbang tersebut.
"Jangan digaruk, sana dilihat dulu."
Tidak gatal, tidak mungkin aku garuk tapi sensasi aneh segera menyebar ke seluruh bagian badan, tubuhku sepertinya bereaksi untuk benda asing yang baru saja memaksa masuk.
"Aku carikan bunga ya?"
Nihil, wilayah kerja kami tidak mungkin akan ditemukan bunga. Maka sebagai langkah awal bagian tersebut aku lumuri minyak kayu putih, lumayan, meski rasa senggring-senggring itu hingga ke ubun-ubun.
Semua berubah, temanku menjadi baik luar biasa, makan siangku disiapkan, bahkan sedotan dan hal-hal kecil laiinya dia yang mengambilkan. Padahal aku masih bisa untuk sekadar berjalan.
Ada yang terlupa, bahwa jika manusia saja mampu berubah baik dan perhatian saat aku terpuruk bagaimana dengan penciptaku? Ada ampunan juga pahala yang telah disiapkan setiap ujian yang datang menerpa. Indah bukan?
Jadi, silahkan kategorikan ini musibah atau berkah?
Musibah yang membawa berkah, mbak Ciani :)
BalasHapusParagraph terakhir...mak nyes dik ci
BalasHapus