Ternyata Depok
menyambut ramah kehadiranku, sejak tiba di tanah kelahiran ini hujan
belum menyapa, matahari tidak begitu terik, cuaca cerah sempurna. Air
yang biasa lengket kini sesegar seperti di kampung, ini mengagumkan.
Pagi ini rencana
kami akan bertolak ke ibu kota negara, Jakarta. Ketika bising di
depan rumah itulah para tetangga mulai heboh dan menyadari kehadiran
kami, maklum saja tengah malam saat mereka terlelap kami baru
memasuki rumah.
Aku tersenyum
menyalami satu per satu ibu-ibu, beliau adalah ibu dari teman-teman
masa kecilku, kikuk, hhii.
Tebak apa yang buat
kikuk?
Masa kecilku di kota
ini, sekitar enam tahun diijinkan tinggal hingga selesai mengeyam
pendidikan di taman kanak-kanak. Sepulang sekolah seperti biasanya
kami akan bermain hingga masing-masing ibu memanggil untuk makan atau
tidur siang. Istirahat kami tidak lama sebab saat terik siang satu
dua mulai muncul, berteriak memanggil nama dan mulai bermain lagi,
petak umpet, lompat tali, kejar-kejaran, masak-masakan, ahh, banyak
sekali.
Aku curiga,
jangan-jangan dulu memang kami tidak pernah tidur siang? Hhaa,
sekarang aku merindukan rasanya tidur siang.
Menjelang sore
kembali ibu-ibu kami memanggil nama anak-anaknya, mandi ganti baju
dan bermain lagi bersama teman-teman. Eitsss, tapi kali ini kami
bermain di mushola, membaca satu halaman iqra di depan pak ustad lalu
kembali berlari hingga adzan magrib menjadi pertanda pulang.
Malam kami masih
lagi bertemu, bermain dan berlarian lagi. Kembali ke rumah saat ibu
yang entah berapa kali memanggil nama masing-masing dari kami. Jika
diingat-ingat rasanya dulu hanya main saja, berlarian tak jauh dari
rumah, makan, bermain lagi, petak umpet, ahh sepertinya sekolah hanya
menjadi sampingan.
Baiklah kembali lagi
dengan rasa kikuk. Bertemu dengan ibu-ibu teman masa kecil pastilah
melemparkan kenangan ke masa lalu, mau tidak mau. Rasanya aku belum
siap jika bertemu mereka yang jika aku kembali ke kota ini selalu
tidak ada, apa semua sibuk sekali? Mungkin bekerja di luar kota,
entahlah, aku tidak berani bertanya kepada ibu mereka.
Kenapa belum siap?
Bukankah bertemu dengan teman masa kecil itu menyenangkan? Terkejut
melihat perubahan fisik dari masing-masing? Iya, benar. Tapiiii…
Ahh, sepertinya rona merah di wajahku sudah menjelaskan semuanya…
:)
Ade pernah kecil ? huwaaaa
BalasHapusAde pernah kecil ? huwaaaa
BalasHapusSo sweet... Mengenang cinta monyet
BalasHapusMengeja kenangan
BalasHapus