Lebih hidup, itu pasti juga lebih membingungkan.
Aku telah terbiasa dengan segala hal secara transparan, sesama wanita memang lebih mudah untuk saling mengerti, entah, jalan pikiran lelaki itu sulit sekali dipahami.
Seperti saat ini, aku berdiri di samping mobil muatan, bukan untuk menggerakkannya tentu saja, tapi aku ada keperluan dengan peti kosong yang berada di sebelahnya. Tak ada ruang selain aku dengan peti kosong, jadi wajar jika seseorang yang lewat pasti meminta ijin berjalan di depanku.
Temanku yang satu itu memang terkenal tidak jelas dalam berbicara, malah mirip seperti bergumam. Terbukti aku tidak mendengar ucapannya, hanya samar-samar kata dengan akhiran -ng.
"Tadi bilang apa ya, Mas?" tanyaku tak lama setelah ia meminta ijin.
Temanku menoleh sebentar lalu sambil terus berjalan ia menggumam eh menjawab, "Ada deh, nanti kamu GR."
Lah.. aneh kan?
"Yee, ga dengar tadi."
Tak ada balasan, dia sudah jauh dan menolak berteriak untuk menanggapiku. Heem...
Jadi penasaran gini, temanku itu sering sekali memberikan sebutan baru untuk masing-masing dari kami. Sesuka hatinya, panggilan tidak menyakiti tentu saja, dia cukup sopan ternyata. Kata apa ya yang dia ucapkan untuk menyebutku tadi, tidak panjang hanya dua suku kata dengan akhiran -ng.
Lamat-lamat aku mencerna menurut apa yang terdengar.
Sa...ya...ng.
Eh ðŸ˜
BalasHapusAa gyl...cemburu nih
BalasHapus