***
Aku
masih di ruang seminar, mengikuti serangkaian acara tentang
penanggulangan virus Ai pada ternak saat ponselku di atas meja
bergetar.
“Gadis
kecilmu sudah ada yang memiliki.”
Tak
susah mencerna maksud pesan tersebut, satu-satunya orang yang kusebut
gadis kecil adalah wanita terakhir yang mengantar ke stasiun
purwosari dua hari lalu.
Siapakah
lelaki beruntung yang memenangkan hatinya? Bagaimana bisa? Aku yang
bertahun telah berusaha tak jua berhasil mendekatinya.
Perlahan
tak lagi kudengar pembicara yang sibuk melemparkan sensor merah ke
layar, suasana riuh mendadak hening. Aku tersedot ke dalam lubang
kesunyian, kesepian dan terancam sendirian.
Gadis
kecil,
Aku
lelah dengar bingar
Aku
takut mengatakan rindu
Tapi aku
lebih takut untuk menjawab,
Kemanakah
akhir pencarian?
Diguratan
beku malam
Kutorehkan
sketsa sebuah wajah
Tapi aku
takut jika yang nampak bukanlah wajahmu nantinya
Lalu aku
bertanya dalam heningku,
Namun
tetap saja tiada kata untuk merangkai namamu
Aku
semakin takut,
Dimana
seluruh aliran nafas tak lagi bisa menangkap makna
Tetapi
mengapa selalu ada gema yang terbaca oleh angin untuk sebuah bayangan
dirimu?
Oh
hasrat sua yang tertunda dalam jiwa
Jika
benar ini rindu
Padamkanlah
hati ini untuk mencinta selain kepadamu
Karena
engkaulah kekasih yang selalu aku tunggu
Dan
tiada hentinya aku cari
***
Kak Frans maafkan gadis kecilmu.
Jadi penasaran mo baca kelanjutan menuntaskan rindu... belum selesai bacanya -_-
BalasHapusIni cerita bersambung kah??
BalasHapusKudet banget saya sama perkembangan per-odo-pan.
Hhehe
Hmmm
BalasHapusKasihan ka franz, semoga kaka franz dapatkan tambatan hati yang lebih baik... Dengan kisah yang lebih indah...
BalasHapusEhm,