Ahh tapi tidak juga, jiwa muda yang masih menggelora memulihkan segera lelah meski malas kadang tertinggal. Kalau malas sepertinya bawaan orok, hhii.
Bergelut dengan debu jalanan mengharuskan aku untuk mandi agar gatal tak mengganggu lelap tidur malam nanti. Tapi yah, jujur dari dalam hati malas masih meraja hingga niat untuk beranjak ke kamar mandi nyaris tak ada.
Adzan magrib membuyarkan segalanya, keputusan harus segera di ambil. Baiklah aku mandi dengan air panas. Bukan air mendidih yang langsung aku guyurkan, logikaku masih jalan untuk mengingat aku hanya manusia biasa yang tak tahan panas yang terlalu.
Kawan, tak usahlah berdebat tentang baik buruknya mandi menggunakan air panas, ada yang lebih penting dari itu semua. Iya, kenangan.
Saat air hangat menjalari seluruh tubuh otakku langsung menarik segala kenangan di masa kecil, ahh aku tak bisa lupa. Kala itu saat masih duduk di bangku taman kanak-kanak aku yang bandel sering kali berkilah jika disuruh tidur siang, kalau sekarang tak perlu dipaksa pasti kulakukan dengan senang hati, hhe. Akibatnya aku tertidur menjelang sore dan terbangun saat matahari baru saja tenggelam.
Mamah selalu menyuruhku mandi agar tak lemas badanku sehingga bisa belajar dan mengaji, air sudah dijerang jadi tak perlu takut kedinginan.
Itulah, mandi air panas selalu mengingatkanku tentang kasih sayang mamah, perhatiannya yang tak mampu dibalas dengan emas permata. Terlebih saat semakin dewasa interaksiku dengan mamah tak seperti dulu, sehat selalu ya Mah.
:)
Ingat-ingat ini saat kesabaran di ujung batas ngajarin mamah pake whatsapp.
Duh mamah pake WA hihi
BalasHapusPasti si Mamah ngetiknya pake jari telunjuk... haha
BalasHapusKeren mba,,ibuku malah gk pegang hp.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAku nggak suka mandi pake air panas, udahannya nggak seger
BalasHapus