Apa
pun yang berhubungan dengan Ali selalu menjadi hal menarik untuk
diikuti. Entah bagaimana bisa Ali menjadi magnet bagi setiap wanita
di dekatnya, namun kebanyakan dari mereka hanya mampu memendam rasa
dalam-dalam sebab Ali menutup hati untuk setiap wanita.
Hebohlah
kini saat tersiar kabar bahwa Ali sedang mencari pasangan hidup. Bak
putra mahkota dengan segala pesonanya mengumumkan sayembara untuk
sehidup semati. Dengan satu syarat mutlak, adik kecil perempuannya
haruslah menyukai wanita yang kelak menjadi istri kakaknya.
Berbondong-bondong
semua wanita dari penjuru kota hingga pelosok desa datang mencari
peruntungan. Tidak adanya syarat fisik yang diajukan membuat semua
wanita percaya diri untuk mengambil hati Alia, adik semata wayang Ali
yang baru berusia empat tahun.
Dari
semua wanita yang datang terbagi atas beberapa tipe, pertama mereka
datang seolah menjadi ibu dari Alia. Kenyataan bahwa kedua orang tua
Ali telah tiada menjadikan jurus ini sebagai andalan. Mengajak Alia
belajar, menyuapinya, membelikan es krim, membacakan cerita dan
jalan-jalan kemanapun Alia mau.
Tipe
yang kedua bersikap seperti anak kecil, membuat Alia bermain
sepuasnya, tertawa terbahak-bahak, rona bahagia terpancar jelas dari
wajah gadis kecil tersebut seolah ia menemukan teman sebaya.
Yang
terakhir, bersikap tegas. Kehidupan anak yang telah kehilangan kedua
orang tuanya tidaklah boleh dimanja, semua harus seimbang. Alia
diajari untuk makan sendiri, membersihkan mainan setelah
menggunakannya, cuci tangan lalu tidur siang menjadi keharusan.
Hari-hari
berlalu, Alia mengeluh kepada kakaknya bahwa ia lelah. Ali tahu itu,
dipeluknya adik kecil yang menggemaskan itu segenap jiwa. Andai
Adiknya tahu keinginannya mencari istri juga karena Ali merasa Alia
butuh sosok ibu, disamping Ali kesepian diusianya kini.
Sayembara
ditutup dengan tidak ada satu wanita pun yang berhasil.
Hingga
dua bulan berselang terdengar kabar mengejutkan bahwa Ali telah
memilih satu wanita untuk dijadikannya istri. Semua wanita yang
pernah mencoba berdebar menunggu nama siapa yang beruntung tersebut.
Desas
desus bahwa wanita ini bukanlah satu dari yang pernah datang membuat
mereka kecewa sekaligus penasaran tentang sosok wanita yang telah
berhasil meluluhkan hati Alia.
Siapakah
gerangan?
Ternyata
Ali juga tak tahu namanya.
Apa?
Lelucon macam apa ini. Bagaimana bisa Ali memutuskan untuk memilih
wanita yang ia sendiri belum tahu namanya?
Begini
ceritanya.
Sore
itu saat Ali dan Alia berjalan-jalan di pasar malam angin bertiup
cukup kencang, mungkin sebentar lagi hujan. Alia terlihat menggigil
meskipun jaket telah menutupi tubuh mungilnya. Mereka baru saja turun
setelah menaiki wahana sarang burung. Ali menggandeng adiknya menuju
sebuah stand yang menjual makanan dan minuman untuk menghangatkan
tubuh.
Sembari
menunggu pesanan datang Ali mengajak duduk Alia di sebuah bangku
panjang. Alia merengek minta pulang namun mereka terlanjur memesan,
maka pecahlah tangis Alia.
Tiba-tiba
seorang wanita datang menghampiri mereka, merendahkan tubuhnya di
hadapan Alia, mengangguk ke arah Ali seolah meminta ijin. Setelah Ali
membalas anggukan tersebut wanita itu mengeluarkan sesuatu dari
dalam tasnya.
“Sayang,
mau pake kerudung ini? Biar hangat, angin ga bisa masuk”
Alia
menghentikan tangisannya, terdiam menatap sosok dihadapannya tanpa
berkedip. Wanita tersebut langsung menggunakan kerudung kecil menjadikan Alia nampak semakin cantik.
“Tuh
lihat ada gambar gajahnya, suka ga?”
Alia
mengangguk riang.
Wanita
itu tersenyum, segera beranjak pergi. Ali buru-buru berdiri dari
duduknya,
“Maaf mbak, kerudungnya?”
“Buat
anak mas aja, nanti saya bisa belikan lagi untuk ponakan”
Entah
rasa lega dari mana mendengar kerudung kecil itu milik ponakan wanita
yang telah membuat Alia berhenti menangis sekaligus melukis senyum di wajah
Ali.
Wanita
itu semakin jauh melangkah meninggalkan gundah gulana di hati Ali
yang terlupa untuk berkenalan.
“Kak..
kak.. Alia mau pake kerudung gajah ini selamanya boleh?”
Ali
teringat kembali kepada adik kecilnya. Mata bulat itu berbinar
menatap gambar gajah yang terdapat pada kerudung barunya. Kerudung
warna biru yang dihiasi renda putih pada sekelilingnya, juga pita
senada di bagian depan, cocok sekali untuk wajah bulat Alia. Gemas
sekali melihatnya.
“Boleh
sayang, nanti kita beli lagi yah yang banyak”
Alia
melonjak girang memeluk kakak laki-lakinya. Ada rasa lega luar biasa
saat mengetahui bahwa Alia kembali ceria, jika wanita itu
mampu menjaga Alia maka aku yakin ia mampu menjagaku juga,
hatinya mulai jatuh cinta rupanya.
Tak
ada satupun informasi yang Ali tahu tentang wanita itu, tapi ia
percaya Tuhan akan menuntunnya untuk menanyakan satu hal, bersediakan
ia untuk menjadi bagian dari hidupnya. Itupun kalau Tuhan
mengijinkan, tapi Ali percaya bahwa setiap pertemuan sudah
diatur maksud dan tujuannya. Semoga itu kabar baik untuk akhir
pencariannya.
------------++++++---------
Wanita
dinikahi karena empat hal, harta, keturunan, kecantikan, dan agama.
Pilihlah yang beragama, maka engkau bahagia. (HR Bukhari-Muslim)
Dua jempol untuk tulisan mba Cian hari ini. Keren.
BalasHapuskeren dik ci
BalasHapusAdiiih, ayo di ketemukan dong mba ci, gimana ketemunya
BalasHapusmakin hari makin Kerennnn
BalasHapusSo sweeeeetttt...
BalasHapuslama gk singgah ke blog ini. Makin sip aja mbk Ci.
BalasHapuspertanyaannya,"kapan nikah?"
piss ... hehehe
Ehmm... Great job!!
BalasHapus