Kawan,
selalu ada pesan dari setiap karya yang dibuat, begitupun dengan
film. Bisa jadi pesan yang sebenarnya ingin disampaikan oleh penulis
atau pembuatnya tak sepenuhnya sampai pada setiap orang yang
menikmatinya, tak apa toh niat baik sudah dicatat oleh malaikat. Dan
tentang pendapat setiap orang pastilah tak sama, tidak ada masalah
karena memang kita tak bisa memaksa semua untuk satu jalan dengan
kita.
Nah, saya
ingin berbagi sedikit tentang “sesuatu” yang saya dapatkan
setelah menonton film Teachers Diary, sebelumnya terimakasih mas
ian-member odop yang telah memberikan linknya. Sedih masih
mendominasi hingga kini, bukan kawan, saya bukan sedih tentang
perjuangan seorang guru yang begitu peduli akan pentingnya pemerataan
pendidikan di semua lapisan masyarakat, jujur saja untuk hal ini saya
tidak bisa berkomentar. Tak cukup ilmu. Bukan pula sedih bahwa hal
semacam itu benar nyata adanya, di sekeliling kita.
Lalu
sedih kenapa?
Baiklah kuberi tahu tapi berjanjilah jangan mengasihaniku setelah
ini, berikanlah solusi. Deal? Kuanggap jawaban kalian “iya”.
Jadi sebenarnya banyak upaya yang sudah saya lakukan untuk dapat
menonton film ini. Yang pertama, setelah mas Ian mengirimkan link
segera aku menyiapkan peralatan untuk mengunduhnya. Asal kalian tahu,
film dari negara thailand begitu mencuri minatku terlebih ini
berhubungan erat dengan alam liar, ahh pastilah memikat.
Proses pengunduhan berjalan seperti biasa, menunggu sembari melakukan
hal lain. Sekali gagal maka segera diulang, begitu hingga beberapa
kali dan saya menyerah. Baiklah, malam memang berbisik untuk terlelap
saja. Namun iseng-iseng saya buka folder tempat semua data terunduh, munculah
sebuah gambar yang baru.
Taraaa.... ternyata saya berhasil. Ahh, ini lepi ngerjain
orang. Double klik dan mata terpana dengan suguhan dari negeri
tetangga. Ambil guling, siapkan posisi pewe. Dan berhenti. Iya
berhenti begitu saja, hikss. Sayang hanya delapan menit.
Hufffttt..... serasa hanya disuguhkan sebuah trailer. Proses
pengunduhan ternyata benar-benar gagal.
Akhirnya saya tidur dengan rasa paling menyebalkan sedunia,
penasaran.
Mentari tetap bersinar tak peduli dengan apa yang banyak orang
pikirkan, saya juga menjalani rutinitas seperti biasa hingga seorang
teman entah dapat bisikan dari siapa menawarkan diri untuk
mengunduhkan film apa pun, sebut saja judulnya. Asal bukan film
indonesia.
Bermalam-malam kemudian pertemuan yang dijanjikan dengan dia tiba.
Ahhh, sebentar lagi penasaranku pasti tuntas.
Dan hasilnya?
Nihil kawan, dia membawakan tiga film dan tak ada judul yang begitu
kuinginkan. Senyum tetap menghiasi wajah, masak iya mau marah-marah,
lagi pula judul yang lain itu juga permintaan saya.
Yang buat nyesek adalah dia sudah mengunduh film ini namun tidak
diikutsetakan sebab kapasitas flasdisk sudah penuh, terlebih dia
sudah menontonnya. Huaaaaaa...... bayangkan bagaimana perasaanku saat
mendengarkan dia bercerita.
Baiklah, malam itu tidur lagi dengan
penasaran yang masih menggelayut.
Jalan selalu ada untuk setiap keinginan kuat yang begitu diyakini,
dan bulan ini temanku membelikan kuota berlebih yang untuk rutinitas
saja aku tak mampu menghabiskannya. Maka saat tengah malam dimana
kebanyakan manusia telah terpejam dan akses terhadap internet
menurun, saya beraksi.
Pengunduhan sesi dua.
Harapan bercampur dengan doa juga mata yang meminta hak untuk
beristirahat ternyata membuahkan hasil yang cukup memuaskan.
Kenapa hanya cukup memuaskan?
Sebab hampir satu jam proses pengunduhan berjalan, sempat tertidur
sebentar ternyata tidak juga berhasil. Tidak kecewa, saya tidak
kecewa. Malam itu juga saya menonton hingga batas pengunduhan
berhasil.
Hhiii... mendadak satu hal terlintas dalam pikiran saya. Ini
ceritanya saya kan nonton film, kenapa kayak nonton sinetron
bersambung?
Saya sudah tak begitu penasaran lagi, bukan apa-apa takut saingan
sama makhluk beda dunia, hiiiiii......
Jika berjodoh pasti film itu bisa saya tonton, nunggu waktu yang
tepat aja. Klo belum saatnya toh gimanapun jalan yang dicoba juga
tidak akan berhasil. Kalem saja sambil menghela napas.
Jadi, jangan ketawakan saya ya kalian tadi sudah berjanji loh.
ahahaha sedih kali perjuangannya kak ci..
BalasHapusAhaha ka ci... Segitunya perjuangan dikau mengunduh file...
BalasHapusEntar kalau sudah bisa, bagi ke Ainayya, ya... Ahihi