“Mbak, pesanan olinya datang,” Kusnul teman satu bagian menghampiri mejaku untuk memberitahu.
“Oke,
makasi yaa”
Cepat
sekali, aku membatin. Padahal
baru tadi pagi aku menelpon untuk memesan oli mobil, dua jam
berselang sudah sampai, biasanya butuh waktu dua hari dari pemesanan.
Baguslah pelayanan yang diberikan luar biasa memuaskan.
Aku
keluar ruangan untuk menandatangani surat jalan juga meminta nota
tagihan, setelah itu mempersilahkan pengantar barang untuk menunggu
sebentar. Truk berwarna dasar merah putih dengan tulisan besar-besar
sebuah nama perusahaan nasional terparkir diseberang jalan, dua ratus
meter di depan bangunan tiga
lantai dimana aku mengamatinya kini.
Sopir
laki-laki dengan keterbatasan
kemampuan mataku yang minus tiga terlihat tengah sibuk memasukkan
sesuatu ke dalam mulutnya, oh
ia sedang makan, mungkin sarapan sebab hari belum pantas disebut
siang.
Kembali
aku berkutat dengan stabilo, pena dan spidol warna-warni. Entah sejak
kapan aku menyukai kegiatan menggabungkan beragam warna di atas
kertas untuk membuat laporan formal, ahh ya sejak pak bos yang
memintanya dan ternyata sangat membantu.
“Mbak,
sudah dibayar?”
“Oh
iya lupa”
Kusnul
hanya menggelengkan kepala sebelum melenggang pergi menuju meja
kerjanya.
Sedikit
mengulur waktu lagi, uang tunai dengan jumlah pas terangsur kepada
pengantar barang. Ia mencocokan dengan angka yang tertera pada nota
sebelum menyerahkan kembali nota itu beserta surat jalan lembar
pertama padaku kemudian dengan sopan berpamitan.
Aku
mengamati hingga ia masuk ke dalam truk, menyenderkan kepalanya,
mencari posisi aman sebelum melanjutkan perjalanan. Truk tersebut
belum berjalan, ternyata pak sopir belum selesai menghabiskan
bekalnya. Alasanku mengulur waktu supaya beliau tidak terburu-buru,
terselip rasa haru terlepas mengapa beliau harus sarapan saat tengah
menjalankan tugas, berbeda dengan kernet karena saat melaju pun ia bisa makan bahkan tidur. Pengalaman bekerjasama dengan
sopir juga jadwal perjalanan yang telah direncakana hal ini seharusnya
tidak diijinkan, korupsi waktu sebab mengulur lebih lama.
Pasti
tidak tiap hari, hal yang aku semogakan.
Ceritanya enak banget .ngalir...
BalasHapusKeren Ci, aku hanya menemukan satu kata 'yang' pada ceritamu sepanjang inih, aku harus bisa mencontoh..hemmn..henm..uhmmmm
BalasHapusAku nemu banyak wiii... Malah bingung sama koreksimu mbak, hhaa
HapusOooooo... Atau ini sindiran, hem :v
Aku nemu banyak wiii... Malah bingung sama koreksimu mbak, hhaa
HapusOooooo... Atau ini sindiran, hem :v