Satu
persatu gadis tanggung yang berumur sekitar lima belas tahun
mendongak ke arah suara yang terdengar lantang di ruangan tersebut.
Faya,
mengangguk-angguk kecil sembari menghitung satu persatu lilin yang
tertancap rapi di atas sebuah kue tart bertaburan chocochips, lirih
terdengar ia mengguman, sebelas, duabelas, tigabelas, empat
belas, lima belas, “Siap”
Jawabannya
mendapatkan acungan jempol dari sang penanya.
Di
ujung ruangan,Davi menekan berulangkali saklar yang menempel di
dinding. Sejenak ruangan mati dan menyala pertanda semuanya berjalan
sesuai rencana, yakin ia berteriak, “Siap”
Jempol
kedua kembali teracung ke udara.
Pitris
mengalirkan udara dari mulutnya menghasilkan suara cukup keras dari
dalam terompet berbentuk naga, ketiga temannya reflek menutup telinga
dan ber-sssttt
bersamaan. “Ups, siap”
“Terakhir,
kita tunggu Wilona untuk membawa kabar baik”
Wilona
adalah orang terakhir yang bertugas untuk membawa Natasha ke ruangan
ini. Ia memiliki tugas paling berat sebab harus pandai merangkai
alasan agar mau mengajak Natasha untuk ikut bersamanya. Mereka
berenam adalah sahabat dekat yang dihari ini akan memberikan kejutan
untuk salah satu sahabat mereka atas hari lahirnya, Natasha.
Wilona
berlari riang memasuki ruangan yang disambut tatapan aneh semua
teman-temannya, sang komando bertanya, “Mana Natasha?”
Semuanya
mendekat dan berkumpul di tengah ruangan, menanti penjelasan kenapa
Natasha tidak hadir bersama Wilona.
“Tenang
Nda, ia pasti akan segera kesini kok”
“Kenapa
tidak kesini bersama?,” timpal Davi
“Susah,
dari tadi alesan mulu tuh anak katanya harus segera pulang lah, mau
anter adik les lah, mau buat tugas lah”
“Terus
darimana kamu yakin Natasha bakal kemari?” pertanyaan Faya mewakili
keingintahuan teman-temannya
“Nih...”
Wilona mengangkat tinggi-tinggi sesuatu ditangannya. Benda tersebut
mengkilat diterpa sinar mentari siang hari.
“Kacamataaaaa?”
Franda
dengan kasar merebut benda tersebut dari tangan Wilona, “Keterlaluan
kamu”
Wilona
sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan Franda terlebih ia
membentaknya, “Kenapa?”
“Kau
tahu betapa kacamata ini harus selalu menempel pada mata Natasha?”
“Itulah
kenapa aku mengambilnya, barang penting ini yang mau tidak mau harus
diambil oleh Natasha kemari kan?”
“Kamu
salah Na, salah besar”
Faya,
Davi dan Pitris menunduk sepertinya mereka lebih cepat tanggap akan
apa yang dimaksud oleh Franda. Tapi Wilona tidak terima dibilang
salah.
“Nanti
sesampainya disini aku akan segera mengembalikannya, tenang saja, ini
hanya untuk mengajaknya kemari”
“Keterlaluan
cara yang kau lakukan”
“Katakan,
katakan dengan jelas apa salahku, hah?”
Franda
menarik napas, bersiap untuk memaki Wilona yang hal semacam ini saja
perlu dijelaskan. Beruntung Faya mengusap lembut pundaknya dan
mengambil alih tugas untuk menjelaskan semua ini.
“Na,
kacamata ini adalah alat bantu Natasha dalam melihat..”
Wilona
ingin mengatakan bahwa ia tahu benar fungsi kacamata namun urung sebab Pitris meremas tangan kirinya.
“Mata
kanan dan kiri Natasha sudah menderita minus empat, akan sangat berat
baginya berjalan tanpa kacamata ini”
Mulut
Wilona ternganga, ia lupa akan kenyataan ini. Bagaimana ia bisa
bertindak sangat kejam kepada sahabatnya sendiri?
“Tenang
saja tanganku masih bisa meraba tembok sekolah, kakiku masih mampu
melangkah, tapi telingaku panas mendengar kalian bertengkar. Hei ini
hari bahagia, jangan menjadikanku alasan perselisihan diantara
kalian”
Semua
kepala menoleh ke sumber suara, Natasha berdiri bersandar pada pintu
ruangan, tersenyum. Ahh, gadis itu hatinya seputih awan bersih yang
menaungi gedung sekolah.
“Kenapa
semua bengong, mana
kue ulang tahunku?”
Kelima
sahabat itu berlari berhamburan memeluk Natasha, meninggalkan tart
yang masih di atas meja, melupakan ruangan
gelap, tiupan terompet dan kejutan
lain
yang telah lama direncanakan.
Ada
hal yang akhirnya mereka sadari bahwa seharusnya
kejutan ulang tahun tidak diwarnai aksi untuk menyakiti yang
bersangkutan, bukan?
Selamat ulang tahun Natasha...
BalasHapusAde suka film anak jalanan ? Ada natasha, ada juga wilona jadi natasha wilona hehe
BalasHapusadek? asyiik...dah..panggilannya..
BalasHapusAdek? Asyiik...dah..panggilannya.. (2)
HapusAku jadi ingat pernah disakiti :D
BalasHapusuhuk..uhuk....de cili...dipanggil aa tuh.
BalasHapusuhuk..uhuk..de cili..dipanggil aa tuh. (2)
HapusNa ... yang kamu lakukan itu ... Jahaadd
BalasHapus