Satu jam sebelum pulang, uuhhh... Malas rasanya jika harus membahas pekerjaan, energi tinggal sisa-sisa, otak sudah panas, menyerah untuk berfikir lebih keras. Jadilah jemari sok sibuk menyalin data dari kertas yang berserak di atas meja, cuek dengan kehadiran beliau.
"Ada yang perlu saya tanda tangani, Ci?"
Baiklah, tak mungkin menggeleng, sebab beberapa dokumen telah menunggu untuk segera dikirim.
Dan terjadi, selalu saja pak bos membicarakan dua hal berbeda pada waktu yang bersamaan, ajarin saya dong pak biar bisa gitu.
"Oh ya, tentang berat badan ayam stater itu coba di cek lagi". Tangan beliau sibuk memeriksa deretan angka dengan banyak nol.
"Kalau saya lihat, jarak waktu saat menimbang sangat berpengaruh, pak"
"Nah, kenapa bisa begitu?"
Bagus. Pertanyaan yang sudah kuduga namun jawabannya luput dari persiapan. Hasil analisa tersebut baru kutemui sore tadi sehingga tindak lanjut baru akan dilaksanakan besok pagi.
"Ci, menurut kamu penimbangan berat badan ayam itu penting atau tidak?"
Dua detik Pak Bos mengarahkan pandangannya padaku, kemudian kembali sibuk dengan tanda tangan di atas kertas.
"Penting sekali, Pak"
"Kenapa?"
Aku sedang mempersiapkan jawaban saat Pak Bos memberikan perhatian seutuhnya padaku.
"Anak ayam itu sama seperti anak manusia," lanjut beliau.
"Anak kecil itu rutin ke posyandu, kan? Untuk apa?"
Belum juga aku menjawab beliau kembali melanjutkan, "Oh oya kamu belum punya anak sih ya," tawa beliau memenuhi ruangan.
Ya elaaahh pak, ga usah diingetin juga kali.
"Begini, keberhasilan ayam pada masa produksi sangat terpengaruh pada keseragaman pertumbuhan sesuai standard berat badan di masa-masa awal. Jika ayam terlalu kurus itu menyebabkan kecil pula telur yang dihasilkan dan masa rentang bertelurnya jadi lebih pendek"
Saya ber-ooohh pendek, "Lebih baik gemuk berarti ya, Pak?"
"Berat badan ayam yang melebihi standard bukanlah sesuatu yang baik. Kelebihan berat badan (kurang lebih 10%) mengakibatkan saluran pencernaan dan saluran reproduksi banyak terdapat lemak sehingga perkembangan saluran reproduksi terhambat dan parahnya saat memasuki masa produksi, biasanya akan banyak ditemukan kasus prolapse (keluarnya sebagian saluran produksi) yang diakhiri dengan kematian ayam"
"Lalu, mengapa standard keseragaman harus diatas 80%, Pak?"
"Sebab jika dibawah itu, bisa dipastikan puncak produksi akan sulit tercapai"
Okee, sudah aman dalam buku catatan. Bisa nih nanti di share di blog jadi bahan tulisan, hhii.
"Oke Ci, jadi cari tahu kenapa butuh waktu 4 hari untuk nimbang ayam. Teman saya sekali chick in itu 40 ribu loh, hla kita cuma 7 ribu. Masak sehari ga beres?"
"Iya pak"
Bayangkan, 40 ribu ekor anak ayam? Aku saja masih penasaran bagaimana operator di kandang sanggup menimbang 7 ribu ayam? Satu per satu, diletakkan di dalam timbangan bercorong, catat, kembalikan, ulangi hingga 7 ribu kali. Wowwww...... Salut untuk mereka.
Oh ya kawan, jangan lupa berdoa setiap sebelum dan sesudah makan ya. Terlebih saat menyantap telur. Perjuangan para ujung tombak peternak ayam petelur tersebut sangat pantas untuk dihargai melalui doa-doa yang kita panjatkan. Semoga berkah tercurah untuk mereka yang memiliki andil besar atas tersedianya makanan lezat yang kaya protein ini untuk kita.
----+++++----++++----
Sumber : www.majalahinfonet.com
wihh ngri juga yg jadi bagian nimbangnya ahaha keriting2 itu tangan
BalasHapusgimana caranya ngurus ayam sebanyak itu ya..
BalasHapusproporsinya kok agak jauh ya, untuk satu timbangan untuk 40 ribu ayam? timbangannya di banyakkin kali ya
BalasHapusSatu timbangan hanya di tempat kami...
HapusRasanya mustahil jika nimbang ayam 40 ribu hanya menggunakan satu alat.. Bisa pingsan operatornya :D