Langit
hitam kelam, menumpahkan berjuta liter air dengan kecepatan
mengagumkan. Tak ada yang mampu menghindar meski gaun plastik yang
dirancang penjahit kerajaan termasyur sekalipun.
Putri
Clarisse tegak berdiri, hembusan angin kencang tidak menyurutkan
niatnya untuk kembali dan menghangatkan diri di dalam kamar megahnya
di istana. Walaupun gaun plastik yang dikenakannya toh tidak banyak membantu,
ada robek disana-sini akibat ranting pohon yang beterbangan dan
menerpanya.
Heem...
aku akan meminta Croll untuk membuatkan yang lebih baik lagi.
Wajah kecilnya basah kuyup, kulitnya pucat seperti tak ada darah yang
mengalirinya. Giginya gemeletuk, bibirnya membiru, tubuhnya
menggigil. Ia melirik langit yang masih menghitam, tak ada
tanda-tanda hujan akan segera reda.
Entah berapa lama ia berdiam diri, setia disamping tubuh tuan putri
hujan yang mematung. Apa pula maksudnya memayungi tubuh tuan putri,
sia-sia. Tubuhnya seperti melayang, tak dirasakan lagi kaki
jenjangnya menyentuh tanah, tangan mungilnya tak lagi kuat mengenggam
payung dan membiarkan angin menerbangkannya. Limbung, ia tersungkur.
Pingsan.
Hari
sebelumnya...
Pangeran Marco kembali bersiap untuk pergi ke hutan, tidak... Putra
Mahkota Kerajaan Jewel tidak sedang ingin berburu, menurut ahli nujum
kepercayaan Raja Mulia hari ini akan turun hujan lebat di Hutan
Rahasia, hutan dimana tuan putri hujan mematung. Ia ingin mencari
kebenaran dari berita yang beredar, kecewa saat ayahandanya tidak
banyak tahu tentang tuan putri hujan.
Saat tiba di hutan, langit biru cerah, semilir angin sepoi-sepoi,
hari yang baik untuk berburu. Tapi Pangeran tidak sedang ingin
melakukan itu maka ia hanya berkeliling hutan menunggu hujan datang.
Hingga malam menjelang hujan tak turun juga, ia mulai meragukan
kemampuan ahli nujum kerajaan.
Segera akan aku ganti, begitu janjinya dalam hati.
Lolongan serigala dari dalam hutan terdengar saat bulan sempurna
bertahta di atas langit. Bintang berkilauan, mamanjakan setiap mata
yang memandang. Berulang kali pengawal meminta untuk kembali saja ke
istana, berada di Hutan Rahasia pada malam hari sungguh bukan ide
yang baik, namun Pangeran menolak, ia masih menunggu.
Api unggun
dinyalakan, tenda didirikan, daging dipersiapkan untuk di panggang,
minuman hangat diberikan kepada Pangeran yang bermuram durja.
Malam
berlalu, semburat jingga terlihat menawan dari ufuk timur, kicau
burung menyemarakkan pagi meski Pangeran berwajah sendu. Tak ada
penolakan saat pengawal menawarkan lagi untuk kembali ke istana.
Tunggu....
Ada kabar
gembira, awan hitam terlihat di barat hutan. Perlahan tetesan
menyegarkan membasahi bumi bersama angin yang membawa daun-daun
kecil, beterbangan. Sekejap suasana yang begitu hangat dan
menentramkan berubah menjadi menyeramkan.
Hujan kali ini sungguh lebat, petir menyambar ke segala arah, kilat
bersinar di langit kelam, angin besar bersiap menyapu siapa saja yang
menghalangi jalannya.
Semua
pengawal sibuk menyelamatkan barang-barang kerajaan, memasukkannya ke
dalam tenda, semua berlindung dari amukan badai. Namun ada senyum
mengembang di wajah Pangeran.
Cerita akan
berlanjut di masa yang akan datang....
#LiarkanImajinasi
#Tulisyangbaiksaja
Tuaaaan putriiiii
BalasHapusKereeen de cili
BalasHapusKetahuan ka ciani suka nonton Bernie, :p
BalasHapusRalat, maksudnya barbie
Hapuskerennn cah ayuu... lanjutkan
BalasHapuskelen mbak ci...
BalasHapusIni dongeng untuk orang dewasa ya mak ci??😃 aku suka dongeng..
BalasHapusKeren dik ci li
BalasHapusmana lanjutannyaaa?
BalasHapus