Ayah, dengarkanlah, aku ingin bercerita
Sore ini
hujan deras menyapa selepas kerja
Angin
bertiup memberikan kesegaran luar biasa
Anugrah
dari Sang Pencipta yang tak terkira
Kumohon
ayah, kosongkan benak dari segala rasa khawatir
Mantol
warna abu selalu ada kemanapun aku pergi
Tak akan
mampu air menembus pilihan terbaikmu
Percayalah
bahwa suhu hangat terjaga dalam tubuhku
Maaf jika
aku abaikan nasihatmu untuk sejenak menepi
Gelap malam
yang bersatu dengan air hujan membuatku ngeri
Menguapkan
kemampuan retina, kacamataku tak berfungsi
Sungguh
engkau tahu, aku tanpa kaca mata, tak berarti
Oh ya, saat
yang lain gemetar mendengar halilintar
Itulah
waktu dimana aku merasa tak sendiri
Kilat
menyambar menerangi jalanan yang lengang
Menunjukkan
arah juga menentramkan jiwa yang tak bernyali
Ayah,
ingatkah dulu saat aku belum begitu mengenal dunia?
Kita
bermain di bawah rintik hujan
Menari,
tertawa bahagia dan abai akan segala
Hingga
nenek terkekeh saat jemariku sama keriput dengannya
Malamnya
suhu tubuhku meningkat
Aku meracau
hingga tengah malam
Menolak
apapun yang coba engkau tenggakkan
Namun kembali ceria setelah nenek mengurut dengan bawang merah
Tenanglah
Ayah, tak perlu risau dengan anak perempuanmu ini
Aku sudah
tumbuh dewasa, tak melulu menjadi gadis kecil
Sudah mengerti sedikit arti cinta, juga menjadi penikmat senja
Meski
kadangkala, senja berlalu tanpa semburat jingga
Senja di
pusat kota solo
hati hati ayah, anak gadismu jatuh cinta dengan seseorang..hihihi
BalasHapusCiee penikmat senja... Ainayya jadi teringat sesuatu ih
BalasHapusciee yang udah gede hahaha
BalasHapusKeren
BalasHapusCie yang udah mengerti cinta...
BalasHapusCieee udah mengerti cinta hihi
BalasHapusCieee udah mengerti cinta hihi
BalasHapusCiee yang udah mengerti cinta.. 😂
BalasHapusCiee yang udah mengerti cinta.. 😂
BalasHapusIbunya khawatir juga gak ya.. (duhh aku mulai ngaco)
BalasHapusTran Ran