Hayoo ngaku
siapa yang belum pernah dimarahi pak bos? Ada? Baiklah ada dua
pertanyaan untuk kalian yang menjawab ada. Pertama, berapa lama sudah
kalian bekerja? Ini juga berarti berapa sering berinteraksi dengan
pak bos. Yang kedua jika jawaban pertama ternyata cukup lama maka
kenalkan saya pada pak bos anda, hhee. Hebat tuh, saya mau belajar
manajemen emosi sama beliau.
Nah, saya
juga punya pak bos (kapan jadi bosnya ya?) yang beberapa kali juga kena
marah. Wajar sih yang pertama karena keteledoran saya, yang kedua hak
beliau. Ya iyalah, perusahaan punya siapa? Yang gaji saya siapa?
Berhak dong beliau marah. Nggak terima? Sana keluar cari tempat kerja
lain, sadis.
Sebenarnya kalau dikaji lebih dalam, tidak ada seorang pun yang ingin
memarahi bawahannya. Situasi dan kondisi terkadang sering memicu
kemarahan pak bos. Sebab pak bos sendiri pernah cerita jika setelah
ia tidak mampu mengontrol emosinya maka tak lama badannya akan terasa
letih, tak bertenaga dan kemungkinan bisa jatuh sakit keesokan
harinya.
Berbicara dengan nada tinggi pada bawahan ternyata juga memberi
dampak yang tidak baik, tekanan berlebih bisa membuat karyawan stres
dan tidak fokus dengan pekerjaannya. Jika hasil kerja tidak baik,
kena marah lagi, stres lagi duh saya sarankan resign saja
sebelum gila dan lupa diri.
Tapi.... Tetap saja ada hal baik yang bisa dicuri dari pak bos, saya
suka sekali mengamati bagaimana beliau berusaha untuk tenang. Paham
betul berapa banyak hal penting yang harus dipikirkan dalam waktu
yang bersamaan, dan mustahil rasanya jika semua bisa diselesaikan
dengan kepala panas. Sering saya praktekan saat menghadapi beliau
yang tengah meluap-luap.
Tujuan saya ada dua. Pertama, membetengi diri agar tak mudah sakit
hati, ini wajib dilakukan. Kedua, menjaga mental teman-teman, ini
juga wajib dilakukan. Jadi ketika saya menghadapi pak bos rasa tenang
harus diniati karena dua hal tersebut.
Beruntung saya termasuk orang yang rada bandel, jika jam kerja
usai dan kembali ke rumah tidak perlu lagi memikirkan apa yang
terjadi di tempat kerja. Saatnya istirahat dan bercengkrama dengan
keluarga. Saat esok kembali ke tempat kerja, tetap saja masih teringat jelas apa
yang terjadi kemarin. Kurasa tempat merupakan pembangkit ingatan masa
lalu yang kuat. Pengen buru-buru pulang rasanya.
Tentang teman-teman saya, kenapa saya harus menjaga mental mereka?
Anggap saja saya yang lebih sering berdiskusi dengan pak bos, lebih
banyak paham bahwa pak bos juga tak ingin berlama-lama membuat
keributan dengan tim nya sendiri.
Pernah suatu ketika teman kerja saya berkata, “Untung saya satu tim
sama Mbak Ci ya, yang ga terlalu memikirkan apa yang pak bos ucap.”
“Kok gitu?”
“Soalnya saya orangnya perasa Mbak, kalau ketemu orang yang sama
pasti langsung down.”
Saya hanya tersenyum dan manggut-manggut. Tidak tahu saja dia apa
yang saya lakukan setelah kami selesai menghadap pak bos. Kalian mau
tahu?
Menuju kamar kecil, menghidupkan keran air hingga maksimal, lalu
menghela napas sekuat tenaga, menetralkan detak jantung, berlatih
tersenyum tiga jari layaknya model catwalk, barulah setelah itu saya
keluar dan seolah tidak terjadi apa-apa. Saya cuma ingin mengatakan
pada teman-teman bahwa semua ini jangan dijadikan beban berlebih,
bisa mempengaruhi kualitas kerja.
Berlatih menjadi orang besar memang tak akan pernah mudah, meniru
sikap baiknya tapi buang jauh sifat yang tak disukai. Menjadi
pemimpin tidak ditujukan untuk orang yang berhati lemah dalam
menghadapi setiap cobaan. Dikit-dikit mengeluh, sebentar merasa
takdir tidak adil hingga menyalahkan Tuhan dengan kondisinya
sekarang. Terus maumu piye? Kesel? Rak krasan? Bali ye?
Dunia ini hanyalah panggung sandiwara, dan aku berbekal banyak topeng
untuk menghadapinya. Terserah dengan kalian, toh masing-masing punya
caranya sendiri untuk bertahan hidup. Yuk mari lihat dunia dengan
lebih bijak.
#TerusBelajar
#BerbagiSemangat
#Tulisyangbaiksaja
Betul sekali de cili..
BalasHapusYalah dik ci gak resignlah sebelum gila
BalasHapushahaha nice mbak ci.
BalasHapusWiiiih kaya lagu panggung sandiwara
BalasHapusSiiiippp
BalasHapusRegulasi Pak Bos :
BalasHapusPasal 1.
Pak Bos selalu benar.
Pasal 2 :
Jika Pak Bos salah, maka kembali lagi ke pasal 1.
😂😂😂