Hey
gadis kecil. Jangan lupa makan.
Aku
tersenyum membaca pesan tersebut, kembali perasaan tak menentu
menguasai hati. Ada hal yang tidak seharusnya hadir, namun masih
enggan untuk menyadari bahwa suatu saat rasa ini harus disudahi.
Godaan
untuk segera membalas pesan memang besar, sayangnya kilatan tentang
rasa sakit mengurungkan diri berbuat. Ahh, kenapa kita harus
dipertemukan saat tak ada lagi kesempatan untuk mencoba? Begitulah,
jika kenyataan tidak sesuai harapan seringkali waktu disalahkan.
Pukul
23:00 WIB jelas aku pasti sudah makan, bisa diterka bahwa pengirim
sms tidak sedang benar-benar mengingatkanku soal makan malam. Aku
tahu betul apa maksudnya. Tengah malam kini di kotanya, tak perlu
heran jika ia masih terjaga. Hening malam adalah waktu yang selalu ia
dambakan sebab memberikan ruang bagi segala kreativitasnya untuk
berkembang. Juga saat yang tepat menyanyikan lagu pengantar
tidur untuk “adek kecilnya”, aku.
Dulu
aku kira semua tak akan bertahan lama jadi kunikmati saja,
mendapatkan perhatian dari seseorang yang mengerti dirimu adalah hal
indah yang sedang diburu banyak manusia dan aku hanya perlu duduk
manis saat hal itu ditawarkan padaku. Namun ada yang tidak beres,
seolah putaran waktu semakin menguatkan “rasa” pada masing-masing
kami. Aku mulai menyadari kejahatan yang tengah aku lakukan.
Pernah
dengan canda aku berkata padanya untuk memulai hari tanpa ada
bayang-banyangku, iya jawabnya. Ia selalu menuruti segala apa yang
aku minta namun ia juga mengatakan akan berbagai kemungkinan hati yang
terlanjur terpatri oleh desir rasa yang telah bersemi. Baiklah aku
akui lemah hatiku untuk menyadari ada seseorang yang terluka
karenaku.
Hal
gila yang akhirnya kulakukan adalah melanjutkan hari-hari seperti
biasanya. Aku masih saja suka setiap pesan-pesan pengingat makan dan
istirahat datang berkala, itu hanya pembuka dan kelanjutan cerita
setelahnya tak kuat untuk aku ungkap.
Sekarang?
Ahhh,
aku rindu mendengar suaranya lagi. Sederhana saja sebenarnya, kubalas
pesan itu dan segala inginku akan terwujud. Entah apa yang ia lakukan
saat mengantarku terbuai dalam mimpi, ada semangat aneh yang selalu
hadir esok harinya. Senyum akan menghiasi wajahku, menjadi pribadi
manis sepanjang hari juga semakin menanti sosok itu disampingku.
Sungguh
ini tidak boleh dibiarkan, harus dimulai dari mana untuk
menyudahinya.
Gontai aku berjalan pelan menuju meja rias, membuka laci teratas dan mengambil sesuatu dari kotak kecil berwarna merah menyala berbentuk setengah lingkaran. Jemariku lama tak berhias apa pun dan kuputuskan untuk membuka identitas diri, jari manisku tak lagi kosong kini ada kilatan emas yang berkilau disana.
Akan
kumulai dari sini, tak mungkin lagi untuk terus menawar, harus
kusadari secepatnya bahwa hati ini sudah ada yang memiliki.
----------+++++------
Terinspirasi
dari seorang
kawan yang hobi minum kopi juga menyampul buku. Tidak ada yang
salahkan untuk menjadi inspirasi?
Aaaaaaaaah.
BalasHapushmmm menyakitkan untuk si pemberi sms
BalasHapushmmm...
BalasHapusPerih memang pedih
BalasHapusEaaa
BalasHapusEaaa
BalasHapus