Sebelum
memulai tulisan ini saya ingin mengucapkan mohon maaf lahir dan batin
kepada semua pembaca yang sudi mampir untuk melihat goresan pena yang
sungguh masih butuh pembenahan disetiap rangkaian katanya. Terima
kasih atas waktu yang diluangkan.
Tulisan
ini terlahir sebab saya tidak mampu menahan sendiri gejolak motivasi
yang berbalut
nuansa hari raya nan fitri. Lebaran adalah waktu yang tepat untuk
berkumpul dengan keluarga besar, melebur kerinduan juga membersihkan
hati dari noda-noda dosa. Moment ini juga sering digunakan untuk
bertemu dengan teman-teman yang karena banyak hal terpisah jarak
sekian lama.
Pemikiran
terhadap
orang lain berubah akhir-akhir ini, saya merasa mereka adalah makhluk
luar biasa yang Tuhan kirimkan dengan segala pesona yang menyilaukan.
Cerita hidup mereka begitu menarik untuk dibahas,
pengalaman-pengalaman menakjubkan adalah hal penting yang harus saya
kuras untuk melihat dunia dari sisi lain.
Itulah
mengapa saat bertemu dengan orang-orang saya selalu tak mau diam,
mengeluarkan segenap keingintahuan meski atas dasar egois, iya
egois.. semua berujung pada kesimpulan tersebut, setiap pertemuan
tidak boleh hanya berakhir sia-sia dan membunuh detik jarum jam yang
berputar dengan percuma.
Terngiang
meski samar pepatah yang mengatakan bahwa kita 5 sampai 10 tahun
mendatang ditentukan oleh pergaulan kita sekarang.
Jika
kau bertanya bahwa itu berarti saya memilih teman dalam bergaul?
Jawabannya tidak. Saya menghargai setiap insan dengan keunikannya
masing-masing. Setiap makhluk Tuhan memiliki cerita yang bisa menjadi
pelajaran bagi sesama, sungguh terlalu bodoh jika tanpa ilmu dan
dasar yang kuat saya meninggalkan guru-guru kehidupan yang telah
Tuhan hadirkan.
Lalu
kenapa banyak teman-teman yang menjauh dari saya? Itu pertanyaan
menyakitkan sebenarnya.
Belajar
dari kawan bahwa perencaan yang matang haruslah disusun untuk
menyongsong kehidupan yang lebih baik. Tertatih saya menulis setiap
mimpi juga harapan-harapan. Kelemahan saya masih terletak pada
pembagian waktu yang seringnya tidak disiplin. Terseok-seok
menjadikan waktu yang Tuhan sediakan agar efisien dan efektif. Dan
maaf, jika mereka yang menuntut lebih waktu untuk dihabiskan bersama
harus rela menelan pahitnya penolakan saya.
Saya
butuh teman yang sedikit saja paham bahwa kita tidak boleh
bermain-main dengan waktu.
Teman
semacam itu akan menularkan semangat yang mendorong kita bukan hanya
sekedar dari ucapan, karena mereka juga sedang berlari mengejar
impiannya.
Kawan,
jangan kau kira mengejar impian itu mudah.. Berat, sungguh penuh duri
yang memenuhi jalan, tembok kokoh yang butuh dihancurkan. Kebanyakan
akan berbalik arah menatap rintangan tersebut. Tapi tidak jika kita
bersama orang-orang yang mengerti bahwa menyingkirkan duri dijalanan
adalah sebuah keharusan serta tidak perlu meghancurkan tembok jika
daun pintu terbuka lebar.
Jangan
pernah meninggalkan orang-orang yang ingin berada di dekat kita,
mereka akan menjadi semangat tak terduga. Tapi kewajiban kitalah
untuk mencari kawan guna meraih bintang di langit tinggi bersama.
Mimpi
dan cita-cita adalah tanggung jawab masing-masing.
Yakinlah
kawan, untaian harapan dalam doa akan terbang menuju langit dan
biarkan Tuhan memeluk mimpi-mimpi kita, iya in aja lah itu kata Bang
Andrea Hirata hlo.
Semangat
bermimpi....
5 Tahub lagi Ciani sudah menjadi seorang Ibu. Aamiin
BalasHapusAamiin Aa :)
HapusEntah kenapa aku menganggap kalimat Gilang penuh tendensi. Ahaha
HapusTendensi??
Hapus*buka kamus, cari maknanya dulu
Eaaaaaaa....😂😂😂😂😂 ntar tiba-tiba ada perubahan status aja neh di fb kek inet..😅
HapusEaaaaaaa....😂😂😂😂😂 ntar tiba-tiba ada perubahan status aja neh di fb kek inet..😅
HapusKak sas, komennya di luar konteks nih -_-
Hapus5 Tahub lagi Ciani sudah menjadi seorang Ibu. Aamiin
BalasHapusAihhhh kirain 5tahun lagi nimang debay hihi
BalasHapusUdah balita kak wieee :)
Hapusayo bermimpi...
BalasHapusAyookkk mbak lisaa... Aku nunggu karyamu untuk referensi cerita anak hlo...
HapusAyo bermimpi..
BalasHapus*Lalu menjejak selimut lagi
Ambil SB mbak... Siapkan Api unggun.
Hapus