Ketenangan hatiku terusik kala gadis disampingku semakin sering melirik arloji tangannya. Memang nya dengan cara itu dia bisa berharap dapat mempercepat jadwal tiba kereta kami yang jelas-jelas sudah pasti ini ? Dasar wanita, makhluk unik dengan banyak hal yang tak kumengerti.
Masih empat puluh menit sebelum pemberhentian kami di stasiun kota, mestinya ia bisa duduk santai dengan kembali melahap novel-novel baru yang menanti untuk dinikmati.
"Ayolah Ci, nggak akan merubah apa pun tingkahmu itu"
Dia meliriku sinis, gila ni cewek sadis juga kalau sedang sensitif. Yaa.. Memang salahku sih. Jadi hari ini aku mengajak dia keliling kota jogja menggunakan kreta pramek dari solo, dia mengiyakan dengan satu syarat bahwa pukul 10 harus kembali tiba di rumah.
Kami terlambat mengejar pramek yang kembali ke Solo pukul 5, dan aku memutuskan menunggu keberangkatan selanjutnya yaitu pukul 8 malam serta menolak pulang menggunakan bus umum.
Dia sudah berceloteh panjang lebar tentang jam malam nya, tentang peraturan ketat ibunya pun tentang tentang tanggapan-tanggapan masyarakat desa tentang wanita yang pulang larut malam.
Untuk jam malam dan peraturan ibunya sudah kubereskan, ku telpon ibunya dan ijin pulang terlambat sudah ditangan. Ahh, aku tak peduli dengan tanggapan para tetangganya.
Alhasil kami melewati sisa waktu menunggu di stasiun dengan berdiam diri juga ketika sudah berada di dalam kereta. Apa sih yang dia takutkan lagi ?
Bisa bahaya jika dia masih melanjutkan marahnya setelah kami melewati malam ini.
Ada marah yang tak kumengerti darinya....
Ada takut yang di tunjukan dengan tingkahnya...
Dan ada sesuatu yang dia sembunyikan dari sorot mata nya...
Banyak hal yang belum kuketahui darinya, tapi... Tunggu aku untuk mencuri segala informasi tentangnya dari sang bunda.
Bersambung...
Nunggu kelanjutannya
BalasHapus