Aku mengenal alam semenjak seragam yang kukenakan berubah dari putih biru menjadi putih abu-abu. Kedekatanku lebih mengarah pada terjalnya jalur pendakian, bermalam dibawah kerlip bintang, Serra berburu sunrise dari atas puncak. Yupp, boleh sebut saya pendaki.
Kala itu gunung belum seramai kini, masih jarang bertemu dengan pendaki lain diluar weekend. Bisa di tebak bahwa gunung hanya akan ramai jika ada events seperti upacara 17an, libur natal dan tahun baru.
Aku berjumpa dengan buku ini tepat setahun menikmati alam liar, tak ada yang menarik dari cover bukunya, sedikit menggelitik kala membaca sinopsisnya dan memutuskan untuk meminjam karena tak banyak koleksi novel di perpustakaan sekolah kami. Hingga akirnya tak ada penyesalan selesai membaca.
Kurang lebih tiga tahun setelah merampungkan novel tersebut, tersiar kabar bahwa novel itu akan difilmkan. Untung saya cukup sadar diri untuk tidak berguling-guling, cukup menunggu dengan tidak sabar.
Tenang kawan... Tak perlu buru-buru untuk membahas novel apa yang aku maksud, karena kalian akan mengangguk paham dan setuju di akir ceritaku. Jika tidak, saya bersedia meminjamkan novel tersebut, film nya juga ada.
Minggu pertama penayangan film, saya sudah hadir di deretan bangku bioskop, dan bulan pertama saya sudah menonton 2 kali. Masih dengan euforia yang sama.
Tak heran bila akirnya film tersebut menyedot perhatian public, sesuatu yang baru yang dihadirkan dengan transparan. Emang keren gila donny dirgantara itu, upsss ketahuan deh novel nya apa.
Daaannn.... Barulah setelah film tersebut mewarnai belantika perfilman indonesia, novel cetakan baru dengan cover artis ibu kota laris diburu, saya hanya senyum-senyum sendiri.
Jadi sudah bisa ditarik kesimpulan kenapa saya begitu terkesan dengan novel ini. Meskipun yahhh... Setelah penayangan film ini, sulit sekali menemukan kembali hal-hal yang dulu hanya bisa ditemukan di gunung, kesunyian, kedamaian dan tentu sana sampah yang berserak dimana-mana.
Salah siapa ? Tentu, bukan maksud penulis dan PH, kembali kemasing-masing tanggungjawab individu.
Bagiku, novel ini menginspirasi untuk ku yang berkawan dengan pendaki.
novel dam filmnya bagus...
BalasHapusnovel dam filmnya bagus...
BalasHapusCocok...
HapusIya, novelnya lumayan bagus ^^. Dan aku ingin mendaki gunung karena baca buku itu hehe
BalasHapusFilm nya ga ngebosenin di tonton berulang kali. Sama kayak novelnya yg tetep asik dibaca berkali-kali
BalasHapus